tag:blogger.com,1999:blog-22531457694239317452024-03-14T19:18:09.921+07:00Voice of an Alter-EgoWhen I am not me.Thomas Fisherhttp://www.blogger.com/profile/12156952898640285979noreply@blogger.comBlogger11125tag:blogger.com,1999:blog-2253145769423931745.post-8864457428639061042012-04-21T22:08:00.001+07:002012-04-21T22:08:54.507+07:00[TF93] Matryoshka.cau<iframe width="480" height="270" src="http://www.youtube.com/embed/8R94bBtyd6Q?fs=1" frameborder="0" allowFullScreen=""></iframe>Thomas Fisherhttp://www.blogger.com/profile/12156952898640285979noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2253145769423931745.post-82032349562332034672011-04-13T16:33:00.000+07:002011-04-13T16:33:43.303+07:00[TF93-solo] ポーカーフェイス<iframe src="http://www.youtube.com/embed/Aci3bt5j4WQ?fs=1" allowfullscreen="" width="480" frameborder="0" height="295"></iframe><br /><br />My first (lame) cover.<br />It's a song by Yucha-P and GUMI, not Lady Gaga or even Azis Gagap.<br />I name it as "solo" 'cause I'm planning to make a "dual" version, coming (not so) soon.<br />Oh, when you're "enjoying" the vid, please standby your cursor on pause button, mute, or the close button (just in case).<br /><br /><br />Original Music : ゆちゃP<br />Original Vocal : Megpoid/GUMI<br />Cover Vocal : Thomas.Fisher.93 (it's me)<br />Cover Mix : Thomas.Fisher.93Thomas Fisherhttp://www.blogger.com/profile/12156952898640285979noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2253145769423931745.post-18412480568303792932011-01-25T19:56:00.001+07:002011-01-25T20:03:46.058+07:00Crop Circle, Tanda Kejenuhan Masyarakat<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6WZyj7YNbGYB0UOevLwtLvbcYlWMiaxtHqzuj_7M4_h7mcfHK_J1z7xrFvPnqdldm56sA7M5Hut9Zc0RCr-AdCQmX7uUckxh9k8RHce9ZnLFKf-XlTwEsmEBtQdrPmdELfidVkDxZJ5Tr/s1600/168952_172661312778854_100001049598920_434970_3313476_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6WZyj7YNbGYB0UOevLwtLvbcYlWMiaxtHqzuj_7M4_h7mcfHK_J1z7xrFvPnqdldm56sA7M5Hut9Zc0RCr-AdCQmX7uUckxh9k8RHce9ZnLFKf-XlTwEsmEBtQdrPmdELfidVkDxZJ5Tr/s1600/168952_172661312778854_100001049598920_434970_3313476_n.jpg" /></a></div>Crop circle, fenomena yang biasa dikaitkan dengan UFO atau alien, muncul di Sleman, Yogyakarta, hari Minggu kemarin. Namun, LAPAN memastikan bahwa ini adalah ulah manusia biasa. Tapi <b>mengapa?</b><br />
<br />
Waktu menonton berita tentang crop circle ini di TV sore ini (di mana pihak LAPAN resmi menyatakan bahwa crop circle ini man-made), saya tak terlalu menghiraukan (karena sesuai dengan dugaan saya), tapi saat mendengar ibu saya (yang ikut menonton) berceletuk tentang Gayus, saya langsung memikirkan satu hal, <b>karena bosan dengan berita sekarang.</b><br />
<br />
Ya, bosan. Jenuh. Sebelum fenomena crop circle ini, berita TV (dan mungkin juga koran) diisi dengan satu topik atau judul utama, "mafia hukum", dengan bintang utama Gayus Tambunan, yang menyeret banyak pihak, bahkan sampai CIA, badan intelijen AS. Selama berhari-hari (atau bahkan berbulan-bulan) Gayus selalu muncul dalam berita, muulai dari awal tertangkap korupsi (ini tidak terlalu menggemparkan), fotonya saat di Bali (ini baru nge-boom), hingga pernyataan-pernyataannya yang seret sana seret sini (menyeret berbagai pihak).<br />
<br />
Memang sempat ada berita banjir Australia (yang dikenal jarang banjir, apalagi sebesar itu) yang menyita perhatian, namun ini masuk ke kategori berita internasional, bahkan saat ini sudah <span style="color: #999999;">menghilang</span>, seiring surutnya air di sana. Berita lainnya pun sudah dianggap biasa, tidak ada daya tarik.<br />
<br />
Jadi, begitu crop circle ini muncul, perhatian masyarakat langsung terpaku ke sana. Apalagi, ini pertama kalinya ada di Indonesia, biasanya di Eropa atau Amerika. Ditambah, crop circle, seperti disebut di atas, biasanya dihubungkan dengan alien, makhluk luar angkasa, yang hingga saat ini kita manusia belum bisa membuktikan keberadaannya.<br />
<br />
Dari sini, saya berpikiran, bahwa crop circle ini adalah bukti, bahwa masyarakat Indonesia sudah jenuh dengan keadaan negara sekarang. Walaupun ada efek negatif terhadap pembuatnya, yaitu menjadi buronan polisi, tetap saja saya melihat bahwa dia, atau mungkin lebih tepatnya mereka, berusaha untuk menggebrak, dan berhasil. Caper (cari perhatian) mungkin, tapi tetap, saya salut kepada mereka. *acungan dua jempol*<br />
<br />
Satu kata dari semua ini, <b style="color: red;">BREAKTHROUGH!!</b><br />
<br />
<div style="color: white;"><br />
</div><div style="color: white;">"Gayanya udah kayak nulis esai koran aja.."</div><div style="color: white;">"Yang penting nge-post, bukti blog masih diurus."</div>Thomas Fisherhttp://www.blogger.com/profile/12156952898640285979noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2253145769423931745.post-4294974264454522852010-12-12T22:51:00.000+07:002010-12-12T22:51:45.206+07:00Cerpen #1Yah, kali ini nge-post cerpen karangan sendiri. <strike>Sebenernya sih ini dalam rangka tugas.</strike> No flame comment, please! <br />
<br />
<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span lang="IN" style="font-size: 16pt;">Mata yang Hilang</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">SMA Harapan Bangsa, Jakarta. Sebuah sekolah biasa dengan hari-hari yang biasa, sama seperti SMA lainnya. Bel istirahat pertama di hari itu berbunyi.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“Hhhhhh….”</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">Nafas berat itu berasal dari Nita, murid XI IPA 1 yang baru kembali ke kursinya setelah mengumpulkan ulangan harian biologinya. Dia merasa kurang yakin dengan ulangan kali ini. Selain karena soal yang lebih susah, dia juga kesulitan saat menulis. Sebuah penutup mata dengan model standar medis terpasang menutupi bagian mata kirinya.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">Setelah duduk, dia bersandar lemas ke mejanya. Wajahnya mengarah ke kalender dinding di belakang meja guru, tepat 3 meja di depan Nita, yang menunjukkan bulan November 2010. Namun, perhatiannya tertuju pada dirinya sendiri, mencoba membuang keruwetan dari ulangan tadi.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“Hey, Nit,” sapa Vina, anak kelas XI IPA 2 dan sahabat Nita, sembari duduk di bangku di depan Vina dan meletakkan kotak kacamatanya yang berwarna hijau tua di meja pasangan bangku itu. “Lemas amat dikau.”</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“Susah banget tadi biologi,” jawab Nita.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“Emang apa aja yang keluar?”</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“Sistem gerak sama sistem peredaran darah.”</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“Yah, gua belum bisa tuh peredaran darah. Mana nanti gua juga ulangan.”</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">Setelah diam sejenak, Vina bangkit.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“Gua ke kantin dulu,” kata Vina.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“Nitip es teh ya, Vin,” ujar Nita sambil menyerahkan uang Rp 2000-an pada Vina.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“Oke,” Vina mengambilnya dan meninggalkan ruang kelas.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">Nita terpekur lagi, namun 10 detik kemudian, dia teringat sesuatu. “Mungkin bisa kuperbaiki sendiri,” pikir Nita. Sejurus kemudian, Nita mengeluarkan kotak kacamata dari tasnya, lalu membukanya. Di dalamnya, terdapat sebuah bola mata. Bukan bola mata asli, melainkan mata palsu. Kecelakaan mobil saat dia SMP membuatnya kehilangan mata kirinya.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">Nita mengambil bola mata itu dan membukanya seperti membuka bola pingpong. Di dalamnya, terdapat rangkaian elektronik yang terlihat rumit. Mata itu adalah buatan pamannya, seorang ahli robotika, dan dimaksudkan agar berfungsi layaknya mata asli. Namun, hari ini, mata itu tidak berfungsi.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">Nita mengamati rangkaian matanya dengan seksama, tidak menyadari kotak kacamata Vina, yang bentuk dan warnanya sama dengan miliknya, masih tergeletak di meja depan. Setelah 5 menit, “Kayaknya musti nunggu si Om pulang,” batin Nita. Saat ini, pamannya sedang ke luar kota dan baru bisa pulang 2 hari lagi.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">Nita memasang kembali matanya dan menaruhnya kembali di dalam kotak kacamatanya. Namun, tepat saat dia menutup kotak...</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">GUSRAK!! BRUK! tak! plung!</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">Efek domino. Andri tersandung, mendorong meja di belakang Nita ke depan, Nita ikut terdorong, kotaknya terlepas, terlempar ke meja di depannya, membentur kotak kacamata Vina, dan kotak Vina meluncur ke arah depan kanan dan masuk ke dalam tas di samping bawah kursi paling depan, sementara kotak Nita tetap di meja.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“Siapa sih??!!” Nita kesal.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“Sorry, sorry,” jawab Andri.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“Nita!” sahut Vina sembari memasuki ruang kelas. “Nih es tehnya, sama kemba...”</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“Buat lo aja,” potong Nita sambil mengambil es tehnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“Serius? Thanks ya. O iya, kacamata.”</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">Vina mengambil kotak kacamata di atas meja dan keluar ruangan. Nita duduk kembali di kursinya menikmati es tehnya. 2 menit kemudian, bel kembali berbunyi. Waktu istirahat pertama telah selesai. “Ah, kotak gue,” batin Nita. “Kalo gak salah...” Dia mengingat-ingat, setelah kotaknya terlepas, penglihatannya kacau, tapi samar-samar dia mendengar bunyi “tak” dan “plung”.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“Berarti...” Nita memandang meja di depannya, lalu bangku kedua di depannya, bangku paling depan. Evi dan Ika sudah duduk di sana. Ika membungkuk, mengambil buku dari tasnya, dan, “Punya siapa nih?” Ika mengeluarkan kotak kacamata.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“Punya gue,” sahut Nita sembari menghampiri Ika.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“Nih.” Ika menyerahkan kotak tersebut.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">Setelah duduk kembali, Nita membuka kotaknya dan... “Lho?” Ternyata isinya kacamata biasa. “Mana mataku?” batinnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">Dia mengingat kembali. Vina tadi mengambil kotak kacamata di atas meja, tempat di mana seharusnya kotak Nita mendarat dan meluncur ke tas Ika. “Berarti ini punya Vina,” batinnya. Sementara itu, Fauzan, ketua kelas, menuliskan sesuatu di papan tulis. Tugas mengerjakan LKS dari guru Bahasa Inggris. Berarti jam Bahasa Inggris kosong. “Kesempatan!”</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">Nita langsung keluar kelas, membawa kotak kacamata Vina, menuju ke XI IPA 2. Dua langkah sebelum pintu, Vina keluar, membawa kotak kacamata.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“Ah, Vina, kacamata lo.”</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“Bener ‘kan dugaan gue. Nih, Nit.”</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">Nita dan Vina bertukar kotak. Saat Nita membukanya, “Haah?!” Nita tak percaya. Isinya masih kacamata.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“Kenapa?”</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“Ini bukan punya gue.”</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“Tahu dari mana?”</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“Kotak gue isinya bukan kacamata.”</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“Lalu apa?”</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“Mata.”</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“Yang serius dong.”</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“Serius. Gue make ni penutup mata karena matanya gue keluarin, rusak.”</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“O iya, lo pake mata palsu ya. Sebentar... O iya. Tadi gue ke toilet, terus pas cuci tangan, gue naro kotaknya di deket kotak kacamata yang cuci tangan di samping gue. Sama ama ini.”</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“Lo kenal gak siapa yang bawa itu kotak?”</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“Nggak, tapi kayaknya anak kelas XII.”</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“Waduh, masa datengin satu-satu kelas XII nya!? ‘Kan gak ada yang kita kenal.”</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">Tiba-tiba...</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“KYAAA!!!”</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">Jeritan anak perempuan memecah konsentrasi mereka dan ketenangan sekolah.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“Dari mana tuh?” tanya Nita.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“Kayaknya dari kelas XII.”</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">10 detik setelah jeritan, pintu kelas XII IPS 1, yang terletak cukup jauh namun masih terlihat dari tempat mereka tadi, terbuka. Seorang anak perempuan digotong keluar dalam keadaan pingsan oleh sekitar 5 orang menuju UKS. Nita dan Vina sampai di kelas itu 15 detik setelahnya dari arah berlawanan.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“Ada apa?” tanya Nita pada seorang anak laki-laki di pintu XII IPS 1.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“Gak tau,” jawabnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“Pantes aja pingsan,” terdengar celetuk seorang gadis dari dalam kelas. Semua orang di kelas, termasuk Nita, Vina dan anak lelaki tadi refleks melihat ke sumber suara. “Nih!” gadis tadi muncul dari balik meja di tengah kelas dan menunjukkan sebuah bola kecil berwarna putih dengan bercak merah darah. Nita mendekat ke pemegang bola tersebut.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“Ada apa?” tanya gadis itu.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“Umm.. Mata palsu saya hilang, gara-gara teman saya itu,” Nita menunjuk Vita yang masih di pintu, “lalu pas denger teriakan tadi, kami kira nyasar ke sini.”</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“Nih, lain kali hati-hati ya.” Gadis itu menyerahkan yang dia pegang ke Nita.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“Sebentar...” Nita mengamati bola itu. Selain warna putih dan bercak merah, ada bulatan coklat kehitaman di satu bagian. Mata. Setelah menemukan garis belahan di bola mata itu, Nita langsung membukanya. Kosong. Ekspresi Nita langsung berubah kecewa.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“Kenapa?” tanya gadis tadi.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“Kayaknya bukan punya saya.” Nita menutup kembali bola mata yang dia pegang. Tepat setelah bola itu tertutup...</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“Ada apa ini?” terdengar suara Bu Heni, guru BK, dari pintu kelas. Nita pun membalikkan badan dengan masih memegang mata itu. Bu Heni yang melihat Nita, langsung bertanya, “Itu apa?” sambil menunjuk mata di tangan Nita.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“Kayaknya ini yang bikin si Putri pingsan,” timpal seorang anak lelaki dari belakang Nita.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“Bisa ke ruang BK?” tanya Bu Heni kepada Nita. Nita mengangguk, dan keduanya bergerak keluar ruang kelas. Vina mengikuti begitu keduanya melewati pintu yang berada di kanan depan kelas. Sementara itu, anak lelaki tadi menengok ke arah seorang anak perempuan yang duduk di pojok kiri belakang, menangkap ekspresi yang nampak seperti kepuasan dari wajahnya, mengambil sesuatu dari bawah meja, lalu menyusul Nita dengan jarak sekitar 8 langkah.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">Setelah melewati 2 ruangan, “Kok ikut, Jon?” tanya Bu Heni pada anak lelaki tadi yang berhasil menyusul mereka. “Saya tahu yang punya mata itu sebenarnya,” jawabnya sembari mereka terus berjalan. “Kamu yakin matamu nyasar ke sana?” tanya Jon kepada Nita.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“Pertama ketuker ama punya dia,” sambil menunjuk Vina, “lalu dari dia ketuker ama anak kelas 12.”</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“Lalu anaknya yang tadi digotong keluar,” sambung Vina. Nita menoleh ke arahnya. “Baru inget pas lo masuk tadi,” sahutnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“Berarti beneran si Dira,” kata Jon saat mereka masuk ruang BK. “?” Tiga orang lainnya heran.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“Tadi saya lihat waktu si Putri naruh kotak kacamata di mejanya –dia ke meja lain dulu– si Dira langsung nuker kotaknya waktu yang lain gak liat. Emang <i>troublemaker</i> tuh cewek,” ujar Jon sambil mengacungkan kotak kacamata yang tadi ia ambil di kelas.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“Jadi..?” tanya Nita.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“Saya punya rencana,” jawab Jon.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">Sementara itu, di kelas XII IPS 1 yang masih bebas karena tidak ada guru juga, Dira, yang duduk di pojok kiri belakang kelas tadi, ternyata memang puas. Setelah memastikan tidak ada yang memperhatikannya, dia mengambil kotak kacamata dari kolong mejanya, dan membukanya dari pinggir kolong.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">Dira terkejut, namun tanpa suara. Sebuah bola mata, tanpa bercak darah seperti yang dibawa Vina, tersimpan di dalamnya. Selang berapa detik, Dira langsung mengembalikan kesadarannya. Dia memegang mata itu. Cukup lunak. Bila ahli forensik asli yang memegangnya, pasti dikatakan lunaknya mirip mata asli. “Pasti dia udah siaga dari tadi,” batinnya, “tapi tadi kayaknya beneran pingsannya. Lalu...?”</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">Dira langsung menggenggam mata itu saat melihat Jon memasuki kelas, diikuti Nita dan Vina. Genggaman Dira cukup erat untuk membuat warna mata itu tidak terlihat. Mereka lalu menghampiri Dira. Melihat tangan kanan Dira mengepal, Jon berkata, “Biar gua tebak. Lo lagi ngegenggem sesuatu, bulat, kenyal, warnanya putih, ada bulatan hitem. Bener?”</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">Dira diam, tanpa reaksi. “Nih!” Jon menaruh kotak kacamata di meja Dira. “Yang lo pake buat ngisengin Putri. Gua liat tadi lo nuker yang ada di meja Putri ama ini.”</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">Jon meneruskan perkataannya, “Bingung ama yang lo pegang sekarang? Adek ini,” mengarah ke Nita, “bilang kotak kacamatanya gak sengaja ketuker ama punya Putri.”</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">Dira melepaskan genggamannya. Mata itu masih berada di tangannya. Dira mengarahkan pandangannya dari Jon ke Nita. Tutup mata Nita membuat perasaan Dira mulai kurang enak. “Maaf, Kak,” ujar Nita sambil mengambil mata di tangan Dira.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">Lalu, Nita membuka mata itu, menutupnya kembali, membuka tutup mata kirinya, dan memasang mata itu di relung matanya yang sempat terlihat kosong. Semua itu dilakukan di hadapan Dira, tanpa memperlihatkan rangkaian elektronik matanya.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“O iya, ini,” Jon menyerahkan kotak kacamata yang dia ambil dari kolong meja saat Dira memasang matanya. “Terima kasih ya, Kak! Maaf ngerepotin,” ujar Nita dan Vina. “Nggak apa-apa,” jawab Jon. Nita dan Vina lalu meninggalkan ruang kelas, menuju toilet siswa perempuan. Di sana Nita melepas kembali matanya, dan memasukkannya ke dalam kotak kacamatanya. Setelah itu mereka kembali ke kelas mereka.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">Di kelas XII IPS 1, terlihat Dira masih diam tak bergerak, tangan kanannya masih membuka dari saat Nita mengambil matanya, dan di wajah Dira terlihat ekspresi percampuran antara kaget, ngeri, jijik, serta tak percaya. Lalu...</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">BLUK!</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="IN">“<i>Guys</i>,” seru Jon kepada anak-anak kelas, “tolongin lagi dong,” sambil menunjuk Dira yang tergeletak pingsan di mejanya.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 27pt;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span lang="IN">****</span></div>Thomas Fisherhttp://www.blogger.com/profile/12156952898640285979noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2253145769423931745.post-67249996097952761072010-09-09T17:03:00.002+07:002010-10-10T15:21:14.481+07:003G:gem(P)a gem(P)a gem(P)a!!!Jalan-jalan (lebih tepatnya nyasar) di YouTube, dapet ginian:<br />
<br />
<object height="295" style="background-image: url(http://i3.ytimg.com/vi/rE5jR1t6LS8/hqdefault.jpg);" width="480"><param name="movie" value="http://www.youtube.com/v/rE5jR1t6LS8?fs=1&hl=en_GB"><param name="allowFullScreen" value="true"><param name="allowscriptaccess" value="always"><embed src="http://www.youtube.com/v/rE5jR1t6LS8?fs=1&hl=en_GB" allowscriptaccess="never" allowfullscreen="true" wmode="transparent" type="application/x-shockwave-flash" width="480" height="295"></embed></object><br />
<br />
Judul: 3G:Gem(p)a Gem(p)a Gem(p)a<br />
Lyric & music: binz'bell<br />
Video & Subs: mohax_2000<br />
Vocal: Kagamine Len<br />
<br />
Tuhan di mana aku sembunyi<br />
Jika bencana ini tiba<br />
<br />
Gempa!!! Gempa!!! Gempa!!!<br />
Ampun!!! Ampun!!!<br />
Gempa!!! Gempa!!!<br />
Oi!!! Oi!!!<br />
<br />
Suasana bencana di mana-mana<br />
Tiada manusia bisa menduga<br />
<br />
Bahaya! Bahaya!<br />
Bisa menimpa<br />
Waspada! Waspada!<br />
Kita jadinya<br />
<br />
Gempa di Japan atau di sini<br />
Semua tak bisa kita kita hindari<br />
Tuhan di mana aku sembunyi<br />
MataMu ada di angkasa<br />
<br />
Gempa!!! Gempa!!! Gempa!!!<br />
Ampun!!! Ampun!!!<br />
Gempa!!! Gempa!!!<br />
Oi!!! Oi!!!<br />
<br />
Semua bicarakan tentang simpati<br />
Curahan dukacita hujani bumi<br />
<br />
Bantuan! Bantuan!<br />
Kami menanti<br />
Sadari! Sadari!<br />
Kami diuji<br />
<br />
Tuhan jadikan kami satu<br />
Guna hadapi rencanamu<br />
Tuhan di mana aku sembunyi<br />
Jika bencana ini tiba<br />
<br />
Gempa!!! Gempa!!! Gempa!!!<br />
Ampun!!! Ampun!!!<br />
Gempa!!! Gempa!!!<br />
Ampun!!!<br />
<br />
Gempa!!! Gempa!!! Gempa!!!<br />
Ampun!!! Ampun!!!<br />
Gempa!!! Gempa!!!<br />
Tidak!!!Thomas Fisherhttp://www.blogger.com/profile/12156952898640285979noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2253145769423931745.post-42796054818853754442010-06-12T21:12:00.001+07:002010-06-14T13:53:07.153+07:00RacetrackIn the rarity of our blog post, here is one of the posts.<br />
<br />
Salah satu hobi kita adalah : menggambar <i>racetrack</i><br />
Dan aliran <i>racetrack</i> kita adalah realis, seperti <i>racetrack</i> yang ada di F1 atau MotoGP, bukan abstrak model CTR. <strike style="color: white;">(dulu pernah bikin model Destruction Derby (ada bagian crossover + jalan 2 arah), cuman gambarnya udah ilang)</strike><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCB6DLYhHvJ7ibSzMhc09RzqeRivaI5QrhTWObt066DSO7hOiwlTMPXtv-2glsChtDi70cNf0kXq0cxpuEEDPRU5igQcuRZZJrh2et9pypJHcy6o0c-SO2RGsKKVSkfiKwoIscUDOffDjh/s1600-h/scan0012.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a></div><br />
Gambar yang ada di post ini hanya beberapa dari sekian <i>racetrack</i> yang pernah kita buat.<br />
Mengenai nama, kita benar-benar gak pernah pikir. Asal jadi aja.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br />
</div>Syukur kalo ada yang mau bangun aslinya, apalagi kalau masih di Indonesia (highly appreciated).<br />
Check these out.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitQKZUu_9RhTGhSuppHrz31zOvSwb2oBx3kov31LsGpnRrwm8B_Ko91wpghW54Rx5C6pDfx53CvBQVyyW_ekGZRFlik_EeulacQEQLghkFFYiXNjxVRvuPKIjQ-ujN1DSD5X7aOrpYDl9W/s1600/Circuit+000.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="230" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitQKZUu_9RhTGhSuppHrz31zOvSwb2oBx3kov31LsGpnRrwm8B_Ko91wpghW54Rx5C6pDfx53CvBQVyyW_ekGZRFlik_EeulacQEQLghkFFYiXNjxVRvuPKIjQ-ujN1DSD5X7aOrpYDl9W/s320/Circuit+000.jpg" width="320" /></a></div><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Garis start/finish ada di bagian bawah. Total ada 8 layout yang mungkin, semua dengan arah searah jarum jam.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7WER1A7GbGJwLgTTQZ_aQtuhJNT10FNadW4pUrALZQeDHkPJlw_DD4-DNFBsi8iKwRGH0eB9-Fa5cJPsgEYZRKZSLY7t7o-Y3_YyGiiYn8R1xJfyuRyFAcg5cwT-ZWwCoicLgeBOCttFu/s1600/Circuit+001.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7WER1A7GbGJwLgTTQZ_aQtuhJNT10FNadW4pUrALZQeDHkPJlw_DD4-DNFBsi8iKwRGH0eB9-Fa5cJPsgEYZRKZSLY7t7o-Y3_YyGiiYn8R1xJfyuRyFAcg5cwT-ZWwCoicLgeBOCttFu/s320/Circuit+001.jpg" width="245" /></a></div><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Ada 2 garis start/finish yang bisa dipilih. Total ada 9 layout yang tersedia.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitQKZUu_9RhTGhSuppHrz31zOvSwb2oBx3kov31LsGpnRrwm8B_Ko91wpghW54Rx5C6pDfx53CvBQVyyW_ekGZRFlik_EeulacQEQLghkFFYiXNjxVRvuPKIjQ-ujN1DSD5X7aOrpYDl9W/s1600/Circuit+000.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"></a></div>Thomas Fisherhttp://www.blogger.com/profile/12156952898640285979noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2253145769423931745.post-46146235643754047122010-05-05T16:09:00.000+07:002010-05-05T16:09:08.586+07:00Pemikir Analitis<a style="color: rgb(0, 0, 0);" href="http://www.ipersonic.com/id/type/15.html"><strong>Tipe Pemikir Analitis</strong> adalah orang-orang pendiam dan tidak banyak bicara. Mereka suka menggali hingga ke dasar masalah – rasa ingin tahu adalah dorongan terbesar mereka. Mereka ingin tahu apa yang menyatukan dunia jauh di dalamnya. Mereka tidak butuh lebih banyak untuk kebahagiaan mereka karena mereka adalah orang-orang yang rendah hati. Banyak ahli matematika, filsuf, dan ilmuwan merupakan tipe ini. Tipe Pemikir Analitis tidak suka kontradiksi dan ketidaklogisan; dengan kecerdasan mereka yang tajam, dengan cepat dan menyeluruh mereka menangkap pola, prinsip, dan struktur. Secara khusus mereka tertarik dengan sifat mendasar segala hal dan penemuan-penemuan teoritis; bagi mereka, tidak penting apakah mereka harus menerjemahkannya menjadi tindakan-tindakan praktis atau membagi pemikiran mereka kepada orang lain. Tipe Pemikir Analitis suka bekerja sendiri; kemampuan mereka untuk berkonsentrasi lebih menonjol dibanding tipe kepribadian yang lain. Mereka terbuka dan tertarik pada informasi baru. <br /><br />Tipe Pemikir Analitis hanya memiliki sedikit ketertarikan pada masalah sehari-hari – mereka selalu agak seperti "profesor linglung" yang rumah dan tempat kerjanya berantakan dan hanya mengkhawatirkan diri sendiri dengan hal-hal dasar seperti kebutuhan fisik ketika hal itu menjadi sangat tidak bisa dihindarkan. Pengakuan atas karya mereka oleh orang lain juga memegang peranan penting bagi mereka; secara umum, mereka cukup mandiri dalam hubungan sosial dan sangat mengandalkan diri sendiri. Oleh karena itu tipe Pemikir Analitis sering memberi kesan kepada orang lain bahwa mereka arogan atau congkak – terutama karena mereka tidak ragu untuk melontarkan isi kepala mereka dengan kritik mereka yang biasanya pedas (sekalipun beralasan) dan rasa percaya diri mereka yang tak tergoyahkan. Orang-orang di sekitarnya yang tidak kompeten tidak akan lolos dengan mudah dari mereka. Namun barangsiapa berhasil memenangkan rasa hormat dan ketertarikan mereka akan mendapatkan orang yang jenaka dan sangat cerdas untuk diajak berbincang. Pasangan yang membuat seseorang takjub dengan pengamatannya yang tajam dan selera humornya yang getir.<br /><br />Butuh waktu sebelum tipe Pemikir Analitis bisa berteman, namun biasanya mereka akan berteman seumur hidup. Mereka hanya butuh sedikit orang di sekitar mereka. Kemampuan yang paling penting bagi mereka adalah kecocokan dan dengan demikian memberi mereka inspirasi. Kewajiban sosial yang terus-menerus dengan cepat membuat mereka jengkel; mereka butuh banyak waktu sendiri dan sering menarik diri dari orang lain. Pasangan mereka harus menghargai ini dan mengerti bahwa ini bukan karena kurangnya kasih sayang. Begitu mereka sudah memutuskan menyukai seseorang, tipe Pemikir Analitis adalah pasangan yang setia dan dapat diandalkan. Namun demikian, Anda jangan mengharapkan romansa dan ekspresi perasaan berlebih dari mereka dan mereka jelas akan lupa ulang tahun pernikahan mereka. Namun mereka selalu siap menyambut malam yang diisi dengan perbincangan menggairahkan dan segelas anggur lezat!</a>Thomas Fisherhttp://www.blogger.com/profile/12156952898640285979noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2253145769423931745.post-18158566333237492582010-02-22T20:50:00.000+07:002010-02-22T20:50:02.849+07:00Net Cafe Hopper - Teknik Mendeteksi VirusMenyambung pembicaraan di post sebelumnya (<a href="http://tfisher93.blogspot.com/2009/10/net-cafe-hopper-2-equipment.html">Net Cafe Hopper - 2. Equipment</a>), kami akan memberikan teknik mendeteksi virus di flashdisk. (Curhat: Sebenernya udah 2 bulan kita gak pegang flashdisk <strike>(hilang)</strike>. Tapi masih inget cara buat ini)<br />
<br />
1. Saat explore file, klik menu Tools di baris atas, lalu pilih Folder Options...<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWi4vK4ysn40ojOsDB3xVWlC-uuzAENg38HNvTqG-cdPR5rJt8kjoN75D0EOSXf36-OwWk8RP71dFHdZarG9lXIRNVlb48Vdw1SmAGuhGCnpv1nIsYZ6HGxoN5B6EBmvZUYQpQLDsPtuqk/s1600-h/1.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWi4vK4ysn40ojOsDB3xVWlC-uuzAENg38HNvTqG-cdPR5rJt8kjoN75D0EOSXf36-OwWk8RP71dFHdZarG9lXIRNVlb48Vdw1SmAGuhGCnpv1nIsYZ6HGxoN5B6EBmvZUYQpQLDsPtuqk/s320/1.JPG" /></a></div><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
2.Klik tab View, lalu ubah 3 settingan sesuai dengan yang di kotak merah di gambar. Klik OK.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6jE_pwMHWkf4ro4yBDH1mKQNIwJ605WNSFwBQqaGAmVRG2V1HTCw7R3RDS5xgfsLUOjc4UyK8TR1rKJVOLQtrHMjvvpBPcN81MYupIhlxANFRtswE_jpSlSYZJ7kFZX8x5LgyYFcYOzik/s1600-h/2.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6jE_pwMHWkf4ro4yBDH1mKQNIwJ605WNSFwBQqaGAmVRG2V1HTCw7R3RDS5xgfsLUOjc4UyK8TR1rKJVOLQtrHMjvvpBPcN81MYupIhlxANFRtswE_jpSlSYZJ7kFZX8x5LgyYFcYOzik/s320/2.JPG" /></a></div><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
3. Sekarang lihat isi flashdisk Anda. Awas, JANGAN DOUBLE KLIK ICON FLASHDISK!! Masuklah lewat samping.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJlZhmH_tZNumgQKlchQnUBmSzEzk2tlZl7-iDSbdSJQl7ESMbvUVzvrm5FHuHGaRjmOE3FYSZG1HCgj7D9Wt9S9tUWYn7rLkOLGVeel4i81dd58ZQqox4wyYLXdkqXM_REpOTEovopIIR/s1600-h/3.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJlZhmH_tZNumgQKlchQnUBmSzEzk2tlZl7-iDSbdSJQl7ESMbvUVzvrm5FHuHGaRjmOE3FYSZG1HCgj7D9Wt9S9tUWYn7rLkOLGVeel4i81dd58ZQqox4wyYLXdkqXM_REpOTEovopIIR/s320/3.JPG" /></a></div><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
4. Bila ada folder yang berbayang (ini berarti foldernya di-hidden) dan bernama RECYCLER, segera hapus, karena di dalamnya ada virus. Hapus juga file autorun.inf (kalo iconnya notes + gigi. Kalo iconnya gembok dan ada folder Smad-Lock, justru flahdisk aman (diamankan oleh antivirus SmadAV) <strike>kok malah iklan</strike>) serta dirsystem.cmd.Thomas Fisherhttp://www.blogger.com/profile/12156952898640285979noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2253145769423931745.post-50672350043142760192009-10-25T20:52:00.000+07:002009-10-25T20:52:43.944+07:00Net Cafe Hopper - 2. EquipmentMasih tentang <i>net cafe hop</i>. Sekarang kita bahas apa saja yang diperlukan untuk <i>net cafe hopping</i>.<br />
<br />
Yang pertama, semua <i>net cafe hopper</i> harus punya hal-hal berikut ini: <br />
1. Uang<br />
Warnet adalah penjualan jasa koneksi internet, dan tentu ada harganya (karena kita membeli jasanya). Bahkan yang punya warnet harus bayar (untuk listrik dan sebagainya).<br />
2. Pengetahuan<br />
Maksud pengetahuan di sini adalah tahu <i>spot-spot</i> yang bagus, baik di harga, suasana dan keterjangkauan. Kalo tahu ada warnet yang murah, bagus, damai, tapi jaraknya 100 km dari tempat menetap, sama aja bohong. (keberatan di ongkos gan...)<br />
<br />
Lalu, untuk setiap kegiatan dalam <i>hopping </i>juga perlu <i>equipment</i> tersendiri.<br />
<br />
1. <i>Online play</i><br />
- Account atau ID<br />
Semua game online (kecuali free flash) menggunakan sistem ID. Dan juga Anda perlu ingatan yang cukup bagus (untuk mengingat ID dan passwordnya).<br />
2. <i>Net communication</i><br />
- Account atau ID <br />
Bahkan untuk communication juga perlu ID. Jadi, ingatan juga harus bagus.<br />
- Relasi<br />
Mungkin net communication berguna untuk membangun relasi, tapi mengapa tidak memulai dengan modal relasi dari dunia nyata (teman, kolega, dsb.)? Mereka juga bisa membantu mengembangkan <i>relationship</i> Anda.<br />
3. <i>Web surfing</i><br />
Untuk yang ini tidak ada yang khusus, cukup tahu situs-situs andalan dan mesin pencari (seperti Google, Yahoo!, dsb.). Namun pastikan juga Anda tidak terlalu tergantung pada pencari ini.<br />
4. <i>Data hunt</i><br />
- <i>Data storage</i><br />
Wajib <strike>hukumnya</strike> untuk hunting data (hunt = download untuk dibawa pulang). Yang paling kami sarankan adalah USB flash disk. Untuk kelas ringan bisa ambil yang kapasitasnya 256MB, 512 MB, atau 1 GB. Bila kelas Anda lebih berat, ambil kapasitas 2GB, 4GB, atau 8GB. (kami pribadi punya yang 4 GB)<br />
External harddisk tidak terlalu disarankan, karena harganya <strike>yang mahal</strike> dan kapasitas yang terlalu besar.<br />
- Teknik mengatasi virus<br />
External storage, terutama flash disk, sangat rawan menjadi target serangan virus, sekaligus sarangnya. Penjelasan tentang teknik ini akan dibahas di post setelah post ini <strike>(bisa aja 10 post lain dulu baru tekniknya DZIG!! CLING! (langsung ke langit ketujuh))</strike><br />
- <i>Portable download manager</i><br />
Membantu menyedot data target (terutama bila koneksi warnet tidak stabil). Portable = tidak perlu install.<br />
<br />
Mungkin cukup segini dulu. Pertanyaan, kritik, dan saran, silahkan <strike>kirimkan ke</strike> tulis di kotak <strike>pos</strike> komentar di bawah.Thomas Fisherhttp://www.blogger.com/profile/12156952898640285979noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2253145769423931745.post-19167280094044953342009-10-06T17:34:00.003+07:002009-10-25T20:54:15.667+07:00Net Cafe Hopper - 1. ClassificationSetelah berkutat cukup lama dalam kesibukan sekolah dan rumah (serta kebingungan mencari bahan mengisi blog ini), akhirnya kami memutuskan untuk membuat tulisan tentang <i>internet cafe hopper.</i> (istilah karangan sendiri)<br />
Apa itu <i>net cafe hopper</i>?<br />
<i>Net cafe hopper</i> adalah orang yang sering ke warnet (warung internet). Berdasarkan persentase penggunaan komputer, <i>hopper</i> dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:<br />
<br />
1. <i>Full-time hopper</i><br />
Hopper jenis ini 100% menggunakan komputer dari warnet, karena tidak punya komputer di rumah atau komputer rumahnya tidak dapat dipakai sama sekali. (kami termasuk tipe ini, komp rumah bener-bener kacau)<br />
2. <i>Part-time hopper</i><br />
Hopper jenis ini masih cukup sering menggunakan komputer rumah. Biasanya mereka ke warnet karena tidak ada koneksi internet di rumah (atau mungkin kehabisan kuota).<br />
<br />
Untuk aktivitas yang dilakukan hopper, ada penggolongannya, yakni:<br />
<br />
1. <i>Online play</i><br />
Bermain game online (yang memang banyak disediakan di warnet). Main game berbasis web browser juga termasuk dalam kegiatan ini.<br />
2. <i>Net communication</i><br />
Chatting, e-mail dan blogging. Akses situs pertemanan seperti facebook, friendster dan twitter juga termasuk dalam aktivitas ini.<br />
3. <i>Web surfing</i><br />
Menjelajah dunia maya. Mulai dari google, facebook, wikipedia, foruming, sampai ke situs p***o.<br />
4. <i>Data hunt</i><br />
Berburu segala macam data, mulai dari gambar, video, program, game, yang normal, sampai abnormal. Untuk aktivitas ini, keberadaan data storage (USB flash disk) milik pribadi mutlak diperlukan.<br />
<br />
Sekian dulu untuk tulisan ini <strike>(udah capek mikirinnya)</strike>. Tulisan ini <strike>sudah selesai</strike> masih akan disambung ke bagian lain. Bila ada info tambahan, salurkan melalui kotak <strike>amal</strike> komentar di bawah.Thomas Fisherhttp://www.blogger.com/profile/12156952898640285979noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2253145769423931745.post-69251969980203829782009-09-23T20:41:00.007+07:002011-08-16T21:43:17.440+07:00Introduction - As any writing must haveRata-rata intro blog berisi tentang diri penulis, dan itulah yang akan ditulis di sini.<br />
<br />
My name is Thomas Fisher.<br />
Lahir, kecil, dan besar di Indonesia, tepatnya di wilayah Jakarta dan sekitarnya. (kayak azan maghrib di tv aja)<br />
Bukan keturunan asing dan tidak pernah ke luar negeri (tapi kok namanya Inggris?), paling jauh hanya pernah ke Surabaya, waktu ikut OSN tahun 2007 (masa smp kelas 9).<br />
<span style="font-style: italic;">Currently</span> tinggal di wilayah perbatasan Bogor-Bekasi, dengan rumah berada di bagian Bogor.<br />
<strike>Masih sekolah, tepatnya kelas XII di satu SMA di wilayah "The Grand Hut", Bekasi.</strike><br />
Saat ini berstatus mahasiswa, mendalami dunia komputer.<br />
<br />
Bila blog ini tidak jelas, itu adalah cerminan dari kami (gw dan main-ego gw) yang memang tidak ada jelasnya.Thomas Fisherhttp://www.blogger.com/profile/12156952898640285979noreply@blogger.com0